Rabu, September 02, 2009

AGNOSTIC: Sebuah catatan personal...

Dari jaman dahulu kala manusia sudah mencoba mencari jawaban akan pertanyaan tentang apa itu Tuhan. Banyak jawaban muncul, jatuh bangun, datang satu-hilang kemudian. Tuhan terwujud dalam binatang, fenomena alam, planet, bintang, makhluk khayalan dan hukum alam.

Dgn bertambahnya kepandaian kita, jawaban2 ini berubah juga. Tapi, meski kita maju dalam bidang sains, tetap saja kita belum mendapat jawaban memuaskan dan pasti akan pertanyaan tua ini. Apa Tuhan itu, belum ada yang tahu. TAPI yang pasti adalah : apa yang BUKAN Tuhan.

Tuhan tidak mungkin berupa binatang, matahari, bulan atau bintang. Tuhan tidak mungkin banyak. Dan terakhir, tidak mungkin berupa makhluk/dzat. Semuanya ini bisa dijelaskan secara logika. Yang tidak bisa dijelaskan adalah bahwa Tuhan itu ada.

Sepanjang sejarah, tuhan selalu menjadi pengejawantahan sifat2 manusia. Tuhan telah jadi inkarnasi rasa takut dan harapan. Telah jadi kesempurnaan yang diinginkan manusia. Karena manusia itu beda, pemikiran, rasa takut dan aspirasinya berbeda, maka begitu juga tuhan2 mereka masing2.

Orang Aztek percaya pada Huitzilopochtli, dewa perang. Diperkirakan sekitar 20.000 orang pertahun dikorbankan oleh kerajaan Aztec. Tawanan dibawa kepuncak pyramid, dimana ada meja batu utk ritual, dadanya disobek dan jantungnya dicabut. Lalu tubuh korban dilempar kebawah tangga pyramid.

Pengertian bagi motivasi dibelakang pengorbanan ritual ini adalah konsep “tonalli”, artinya “roh yang menghidupkan”. Tonalli didalam diri manusia dipercaya ada dalam darah, yang berpusat di jantung saat orang merasa takut. Ini menjelaskan kenapa tuhan mereka menginginkan jantung. Tanpa pengorbanan ini, semua gerak akan berhenti, bahkan gerak matahari juga. Jadi sejauh pengertian Aztec, mereka melakukan ritual pengorbanan utk menahan agar matahari tetap berada pada orbitnya

Saya percaya pada prinsip tunggal yang menaungi keberadaan ini. Ini tuhan yang sama dengan tuhannya Einstein, Espinosa dan Hawking. Saya percaya pada Dao, prinsip abadi yg tak terubahkan. Ya, saya orang yang percaya. Saya percaya keindahan, harmoni, keteraturan dan cinta. Saya percaya pada potensi tak terbatas yang ada dalam diri kita. Tuhan saya bukan makhluk/dzat. Non makhluk/dzat yang menjadi ibu segala sesuatu. Saya tidak menyembahnya ataupun berdoa padanya. Saya cukup mengerti tentangnya dan menerapkannya disetiap tarikan nafas saya.

Lihatlah semua bencana dan perang yang terjadi selama ini. Anda tanya kenapa Allah2 itu tidak menolong kita. Jawabannya adalah, dia tidak bisa, karena dia tidak ada. Dia sama bohongnya dengan Huitzilopochtli. Dia hanya ada dalam imajinasi orang agamis. Jika anda mengerti Tuhan sejati, yakni hukum abadi yang mengatur jagat raya, anda akan mampu menolong diri anda dengan menerapkan prinsip2 tsb dalam kehidupan anda. Pertolongan ada bagi mereka yang mengulurkan tangan utk merangkulnya. Anda menjelaskan bagaimana anda merubah hidup anda lewat berpikir positif, secara fanatis berhasil dan menanggulangi masalah2 anda. Jadi anda sudah mengenal Tuhan dan dikarunianya.

Krishna berkata, orang berdoa pada tuhan yang berbeda sesuai dengan pengertian mereka masing2, tapi pada siapapun anda berdoa, sayalah yang menjawab doa2 itu. Apa anda menyebut krishna, Yahweh atau tuhan lain, terserah. Prinsip adalah, apapun yang anda fokuskan, itulah yg akan jadi nyata. Mereka yang memfokuskan diri agar sukses, sehat, kaya dan bahagia, akan mendapatkannya. Mereka yang fokus pada kegagalan dan diliputi rasa takut, kalah.

Apa Tuhan itu ada atau tidak, sepenuhnya masalah lain lagi. Bahkan jika adapun, tidak akan pernah bisa dimengerti manusia. Kita manusia menganggap diri kita sebagai ciptaanNya. Ciptaan ini bisa baik atau jahat tergantung kitanya sendiri.

Ketika tertimpa masalah Anda bertanya kenapa Tuhan mempermainkan kita. Bukan tuhan yang mempermainkan kita. Kitalah yang mempermainkan Tuhan. Kita memberi nama bagi tuhan, padahal nama itu membedakan benda dari persamaannya. Tuhan bukan benda dan tidak punya persamaan. Dg begitu dia tidak bernama. Kita menjelaskan tuhan dalam banyak bentuk, ketika tuhan itu tidak bisa dijelaskan dan tidak punya bentuk. Kita menerapkan sifat2 manusia utk menjelaskan tuhan, menyebutnya penyayang, maha tahu, bijaksana dan maha ada, padahal tuhan itu diatas itu semua.

Jika tuhan itu bukan makhluk/dzat, kok bisa punya sifat? Tuhan tidak baik ataupun jahat. Tuhan bukan penguasa lalim ataupun baik. Tuhan bukan pencipta karena ciptaan adalah sebuah tindakan dan tindakan mengambil tempat suatu waktu. Tuhan tidak berwaktu dan dg demikian tidak bertindak.Kita pura2 melayani Tuhan, sementara Tuhan dinafikan dari segala kebutuhan.Jika saya haus, anda bisa memberi saya air. Tapi jika saya tidak haus, apa gunanya dikasih air juga? Tuhan tidak punya kebutuhan, jadi gimana bisa kita melayani Tuhan?

Tuhan itu Hukum Alam. Anda bisa menerapkan hukumnya tapi tidak bisa melayani hukum tsb. Yang bisa anda lakukan hanya mengerti Tuhan dan mengikutinya. Anda mengerti Tuhan lewat sains – sains dari dunia dalam dan sains dari dunia luar. Ini bisa dilakukan lewat introspeksi kedunia dalam dan observasi kedunia luar.

Tak seorangpun bisa menceritakan tentang Tuhan. Tak seorangpun bisa mengajar tuhan itu apa. Anda harus mengertinya sendiri. Jika warna tidak bisa dijelaskan pada orang yang lahirnya buta warna, gimana bisa menjelaskan Tuhan pada orang yang tidak pernah merasakan Tuhan? Itu sebabnya tak seorangpun bisa mengatakan padamu tentang Tuhan. Kebenaran itu tiada berjalan. Anda tidak bisa pergi ke suatu tempat atau mengikuti seseorang utk menemukan kebenaran. Sama seperti anda tidak perlu pergi kemana-mana utk menemukan matahari karena sinarnya ada dimana-mana, anda tidak perlu mengikuti sesuatu utk menemukan Tuhan karena Tuhan ada didalam anda. Berhentilah mendengarkan si anu dan sianu yang mengaku sebagai utusan Tuhan. Tuhan tidak mengirim pesan lewat orang ketiga. Pesan2 tuhan ada disekitar anda. Pada setiap helai daun, setiap nafas anda, setiap atom yang membangun jagat raya ini. Lihat bayi dan anda akan melihat tuhan. Tuhan ada pada setiap manusia, anda sendiri adalah pesan terbesar dari Tuhan. Dengarkan nurani anda dan anda akan mendengar tuhan bicara kencang dan jelas.

Tuhan tidak punya pribadi atau kesadaran. Bukan makhluk atau dzat. Tidak seperti kesadaran anda dan saya didunia ini. Tidak mengirim kita bencana ataupun menyelamatkan kita dari bencana. Ia ada disana sebagai hukum bagi kita utk dipatuhi dan utk memperkaya hidup kita dengannya.

Tuhan tidak menghukum atau memberi pahala. Anda melakukan itu sendiri dengan melanggar hukum atau mematuhinya. Jika tangan anda dibakar, akan panas. Tak seorangpun menghukum anda. Karena tidak ada yang akan menghukum anda, percuma minta ampun. Sekali anda melanggar hukum, kerusakan itu sudah terjadi.

Tuhan itu segalanya. Kenyataanlah yang ada dan hidup terus. Sebagai perbandingan, dunia ini sama seperti chimera. Membandingkan makhluk dan non makhluk itu juga sebenarnya omong kosong. Anda bisa membandingkan apel dengan motor karena keduanya itu benda, tapi anda tidak bisa membandingkan Tuhan dengan apapun yang bukan Tuhan. Tuhan itu nyata dan abadi, segala sesuatu itu kebetulan dan bisa musnah. Anda tidak bisa membandingkan sesuatu yang tidak terbatas dengan yang terbatas. Non makhluk itu nyata dan absolut, makhluk itu relatif. Ini paradoks terbesar.

Jagad ini hanya satu pikiran dalam benak Tuhan. Itu jika anda ingin secara puitis memikirkannya demikian. Tuhan ada, tanpa menjadi sesuatu. Sekaligus yang paling mewujud dan tidak berwujud. Gimana bisa? Pikirkan saja tentang kehidupan! Tidakkah kehidupan itu ada wujudnya tapi sekaligus tidak berwujud? Kehidupan hanya satu ekspresi dari Tuhan.

Tuhan meliputi segala dan setiap orang. Anda tidak bisa lolos darinya, sepersekian detikpun. Sesaat anda berhenti mematuhi tuhan, anda langsung tiada. Ini karena Tuhan bukan pemberi hukum tapi hukum itu sendiri. Bahkan jika sbg manusia anda tidak patuh dan melanggar hukum, tubuh anda tahu bagaimana mematuhinya. Itu sebabnya anda masih hidup. Itu sebabnya anda punya wujud manusia. Ini karena setiap sel dan atom dalam tubuh anda patuh pada hukum dan secara metafora bicara, “aku orang percaya.”

Kita manusia sudah berjalan jauh utk mencoba mengerti tuhan, tapi meski sudah sejauh itu ternyata yang kita mengerti hanya bahwa kita tidak mengerti. Kita dulu percaya pada binatang, figur mitos, planet dan bintang, pada hantu2, pada dewa2 dan tuhan yang esa. Ada tuhan yang penyayang ada yang jahat dan kejam. Semuanya adalah hasil khayalan kita. Pemikir2 terbesar kita, tidak lagi berpikir tuhan sebagai makhluk/dzat tapi sebagai hukum impersonal dari jagat raya. Pengertian kita akan tuhan berkembang, seperti otak kita. Tuhan2 dari kakek moyang kita, tidak lagi memuaskan petualangan kita tentang pengetahuan. Sudah saatnya kita tinggalkan tuhan2 ini dan mencari tuhan yang masuk akal utk pemikiran maju kita.

(*) :: Katarsis ::

Tidak ada komentar:

Posting Komentar